Sabtu, 23 Maret 2013

Bersikap peduli, sudahkah kita lakukan ?

Sikap peduli merupakan hal yang sangat unik dalam hidup kita. Mengapa disebut unik ? Karena kepedulian dapat mengantarkan kita terhadap banyak keberuntungan. Dengan peduli pada diri sendiri, kita dapat mengerti potensi-potensi yang perlu dikembangkan dan mengerti apa saja kekurangan kita yang masih perlu diperbaiki. Dengan peduli terhadap orang lain, kita dapat melihat apa yang ia butuhkan, berempati memberi dukungan secara supportive, bahkan membantu orang lain dalam beraktualisasi diri. Bagaimana bisa terjadi seperti itu ? Semua akan saya jelaskan secara rinci. Dalam berhubungan dengan orang lain, tentunya kita akan respect terhadap orang yang kita sukai atau yang pantas untuk kita hormati. Contoh saja kita rata-rata menghormati sosok ibu yang banyak berjasa, kita pasti dapat merasakan apa yang ia rasakan, mengetahui apa yang dibutuhkanya saat ini tanpa sang ibu memberitahukanya, tanpa perlu memiliki indera keenam yang merupakan cirri khas paranormal. Bahkan kalau kita lebih sering mengasah kepekaan kita sedikit, kita sampai dapat menganalisa bakat dan sifat orang yang sedang kita pedulikan karena kita memiliki rasa cinta sehingga lebih objektif dalam menilai sikap seseorang. Apabila kita sering berinteraksi, namun disertai sifat peduli dan peka maka kita dapat melihat dengan jelas minat dan bakat seseorang, minimal sahabat kita sendiri, coba buktikan ! Manusia dapat melakukan aktualisasi apabila seseorang tersebut benar-benar mengikuti takdir yang sudah Tuhan tuliskan sebelum kita turun ke dunia. Apabila kita tidak mengikuti takdir yang sudah tertulis, kita serasa membawa batu di dalam hati (Dedy Susanto, 2012). Dengan melihat bakat dan minat asli dalam diri seseorang secara tak langsung kita sudah berperan dalam membantunya dalam beraktualisasi diri. Hebat, bukan? Selain itu, kalau kita perhatikan orang yang memiliki kepedulian tinggi pada orang lain, cenderung disukai banyak orang. Hal ini wajar saja mengingat sebenarnya semua manusia itu senang diperhatikan. Seperti halnya kalau ada orang yang sangat perhatian tanpa diminta , kita bahkan bisa mengalami illusi bahwa orang tersebut ada rasa sama kita. Padahal belum tentu juga, bisa jadi dia memang baik banget ke semua orang kan ? Yang kedua saya akan membahas sikap peduli terhadap diri sendiri. Sikap peduli pada diri sendiri ini meliputi sikap menghargai diri kita apa adanya. Sepertinya saya agak kurang setuju dengan orang yang baru menghargai dirinya setelah berprestasi, jatuhnya kalau gagal cenderung susah bangkit dan takut mencoba lagi dan lagi. Tanda orang yang seperti ini juga baru bahagia setelah ada kejadian baik didepanya, kalau engga ya… galau melulu. Tidak ingin menjadi orang seperti contoh diatas kan ? Silahkan ikuti saran dibawah ini: o Tanamkan sugesti bahwa kebahagiaan sejati datangnya dari diri sendiri, bukan lingkungan atau orang lain. Sebenarnya apapun kejadian yang datang sebagai stimulus, kita sendirilah yang punya hak ingin mempersepsikan stimulus itu, sebagai kebaikan atau keburukan. Orang yang dikaruniai kemampuan luar biasa 10 buah, yang pasti nantinya diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak. Kalau orang yang cenderung negative akan memikirkan beratnya diberi tanggung jawab untuk 10 kemampuan. Kalau orang yang berfikir positif pastinya akan memaksimalkan 10 kemampuan tersebut untuk beraktualisasi diri dalam hal yang positif. o Biasakan jangan terlalu keras dengan diri sendiri. Orang yang cenderung memiliki tempramen melankolis cenderung punya hobi mengkritisi diri sendiri, entah itu benar-benar pandangan subjektif atau objektif. Kalau kita cenderung lebih melirik sisi buruk dari pribadi kita, kita menjadi takut akan belajar, terutama belajar dari kesalahan untuk menentukan sikap yang benar. Pandangan behavioristik pun setuju kalau proses belajar itu berlangsung seluruh hidup. Nah kalau tidak kita akan menjadi orang yang selalu terjebak dengan melakukan kesalahan yang sama, seluruh hidup ! ga mau kan jadi orang yang kaya gitu ? hehe Oke segitu dulu saran yang bisa saya bagi karena inti dari peduli terhadap diri sendiri ialah sikap menghargai diri sendiri apa adanya, dari lubuk hati yang paling dalam tanpa alasan tertentu. Yang ketiga ialah peduli terhadap masa depan ditandai dengan menjalani masa sekarang dengan sebaik-baiknya, mengikhlaskan masa lalu dan hanya menganggapnya sebagai pembelajaran untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. Serta mempersiapkan masa depan impian-harapan- yang tentunya terbaik mulai dari sekarang, jam ini, menit ini, detik ini. Oke sekarang saya akan bertanya lagi, apakah anda sudah siap benar-benar bersikap peduli ?

0 komentar:

Posting Komentar